TRANSFORMASI INDRUSTRI

Rabu, 09 Maret 2011

Salah satu hal penyebab perlu dilakukannya transformasi industri terkait dengan kenyataan melemahnya US Dollar terhadap mata uang Euro sebagai mata uang perdagangan global, yang mengakibatkan daya saing produk Jerman dan negara² Uni Eropa lainnya menjadi menurun. Ada beberapa kebijakan yang diambil, minimal untuk mempertahankan stabilitas ekonomi negara² di Uni Eropa. Antara lain pemindahan sebagian klaster di dalam pabrik² teknologi tinggi di dalam Jerman dan negara² Uni Eropa keluar dari Jerman, yang mulai dilakukan Mercedes Benz dan Airbus ke negara² seperti Amerika Serikat, China, India (dan Indonesia untuk EADS dengan produk C-212, Cougar, Super Puma, CN-235 MPA dsb). Pada akhirnya akan terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga² kerja tersebut yang tergolong "blue-collar worker". Kebijakan lainnya adalah melakukan transformasi industri dari "old-industries" ke arah "future industries". Hal tersebut mulai dilakukan oleh anak² perusahaan ThyssenKrupp yang berspesifikasi industri pembuatan kapal/shipyard, dimana industri² tersebut yang semula ditujukan memproduksi kapal² laut skala menengah s.d. besar ditransformasikan untuk berfokus kepada teknologi masa depan. Salah satunya fondasi kincir angin pembangkit tenaga listrik di pesisir pantai.

Tampaknya untuk beberapa tahun ke depan, penelitian dan pengembangan di Jerman selain akan tetap berorientasi kepada sains² dasar, sains² terapan dan sains² rekayasa, juga akan difokuskan kepada cabang keilmuan energi terbaharukan, teknologi nano, dsb yang dirasa cukup kompetitif. Sambil tentunya pemerintah Jerman menyusun strategi kebijakan bilateral/multilateral antara Jerman dengan negara² berkembang secara jangka panjang. Tinggal bagaimana Indonesia dapat melihat hal ini menjadi suatu peluang strategis terkait dengan investasi, alih teknologi, kerjasama riset, pengembangan kapasitas, dll.

0 komentar:

Posting Komentar