BASKETBALL

Rabu, 20 April 2011


Basket adalah olahraga tim di mana dua tim dari lima pemain mencoba mencetak poin dengan melemparkan atau " menembak "sebuah bola melalui bagian atas ring basket saat mengikuti seperangkat aturan . Basket adalah salah satu yang paling populer dan banyak dilihat olahraga di dunia. 
Sebuah ring basket peraturan terdiri dari pelek 18 inci (45,7 cm) dengan diameter 10 kaki (3,05 m) tinggi mount ke sebuah papan. Sebuah tim mampu mencetak gol lapangan dengan menembak bola melalui ring saat bermain reguler. goal skor dua poin untuk tim menembak jika seorang pemain menyentuh atau dekat dengan lingkaran itu daripada titik garis tiga , dan tiga poin (a "3 pointer") jika pemain "luar" the-point garis tiga. Tim dengan poin lebih banyak di akhir permainan menang, tapi waktu tambahan (lembur) dapat diterbitkan ketika permainan berakhir dengan dasi. Bola dapat maju di pengadilan dengan memantulkan itu sambil berjalan atau berlari ( dribbling ) atau menyerahkannya pada rekan satu tim. Ini adalah pelanggaran untuk berjalan dengan bola, membawa , atau untuk  menahan bola dan kemudian melanjutkan dribbling.

FUTSAL

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.



Peraturan

LUAS LAPANGAN

  1. Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m
  2. Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
  3. Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos
  4. Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
  5. Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang
  6. Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
  7. Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
  8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif


Bola

  1. Ukuran: 4
  2. Keliling: 62-64 cm
  3. Berat: 390-430 gram
  4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
  5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu bahan tak berbahaya)


Jumlah pemain (per tim)

  1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang
  2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 (tidak termasuk cedera)
  3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
  4. Jumlah wasit: 2
  5. Jumlah hakim garis: 0
  6. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
  7. Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)


    WANITA CAHAYA SURGA

    kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
    matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
    senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
    kesendirianku terhampus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
    cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
    tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya…
    setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
    doa demi doa menyiram hatinya…
    ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
    kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
    dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
    dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
    dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mngerti kingkungannya terutama pada anak-anaknya…
    karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mngerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…

    PUJIAN UNTUK IBU

    SEBENING TITIK EMBUN PAGI, SEBENING HATIMU IBU
    SECERAH MENTARI PAGI, SEHANGAT KASIH SAYANGMU IBU
    SEMILIR ANGIN SENDU, SELEMBUT UCAPAN IBU
    TERAWANG INGATAN MASA KECIL
    EPISODE PERJALANAN JADI RINDU PADAMU
    ENGKAU PANUTAN KAMI
    JIWAMU BAGAI AMAL SEDEKAH
    RAGA BAGAI PENGORBANAN HARTA
    TAK SEKEJAP KAU PALING KASIHMU
    TAK BERGEMING BUAT SAYANG UNTUK KAMI
    RINDU BELAIMU DI PEMBARINGAN
    KU TUNGGU DO’A SEIRING LANGKAH
    SEKEJAP TAK HILANG, SEUCAP KATA DALAM BUAIAN
    BILAKAH IBU BERKENAN
    KU MUNAJAT PADA TUHAN
    SMOGA KAU SEHAT SEPANJANG BADAN

    PUJIAN UNTUK IBU

    SEBENING TITIK EMBUN PAGI, SEBENING HATIMU IBU
    SECERAH MENTARI PAGI, SEHANGAT KASIH SAYANGMU IBU
    SEMILIR ANGIN SENDU, SELEMBUT UCAPAN IBU
    TERAWANG INGATAN MASA KECIL
    EPISODE PERJALANAN JADI RINDU PADAMU
    ENGKAU PANUTAN KAMI
    JIWAMU BAGAI AMAL SEDEKAH
    RAGA BAGAI PENGORBANAN HARTA
    TAK SEKEJAP KAU PALING KASIHMU
    TAK BERGEMING BUAT SAYANG UNTUK KAMI
    RINDU BELAIMU DI PEMBARINGAN
    KU TUNGGU DO’A SEIRING LANGKAH
    SEKEJAP TAK HILANG, SEUCAP KATA DALAM BUAIAN
    BILAKAH IBU BERKENAN
    KU MUNAJAT PADA TUHAN
    SMOGA KAU SEHAT SEPANJANG BADAN

    IBU

    Ibu...
    adalah wanita yang telah melahirkanku
    merawatku
    membesarkanku
    mendidikku
    hingga diriku telah dewasa

    Ibu...
    adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
    tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
    tatkala perutku terasa lapar dan haus
    tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

    Ibu...
    adalah wanita yang penuh perhatian
    bila aku sakit
    bila aku terjatuh
    bila aku menangis
    bila aku kesepian

    Ibu...
    telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
    terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
    terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
    terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
    terdapat sinar kelelahan karena aku

    Aku yang selalu merepotkanmu
    aku yang selalu menyita perhatianmu
    aku yang telah menghabiskan air susumu
    aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

    Ibu...
    engkau menangis karena aku
    engkau sedih karena aku
    engkau menderita karena aku
    engkau kurus karena aku
    engkau korbankan segalanya untuk aku

    Ibu...
    jasamu tiada terbalas
    jasamu tiada terbeli
    jasamu tiada akhir
    jasamu tiada tara
    jasamu terlukis indah di dalam surga

    Ibu...
    hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
    karena jasamu
    tiada terbalas

    Hanya tangisku sebagai saksi
    atas rasa cintaku padamu

    TUKANG SAPU JALANAN

    Sebagai tukang sapu jalan, dia cukup tahu diri untuk membusungkan dada atau mengabarkan pada setiap orang bahwa ia adalah pahlawan. Lelaki tua berbadan kecil, bungkuk, ringkih dan mulai sakit-sakitan itu hanya percaya bahwa sebagian besar kenangan tentang pergulatan hidupnya telah disumbangsihkan untuk jalan-jalan yang hingga saat ini tak seluruhnya mampu ia ingat namanya.
    Pagi buta. Sumarno sudah siap menjalankan rutinitas sehari-hari. Dengan senjatanya: sapu lidi, karung goni kumal, dan seragam yang sudah tidak layak membungkus tubuh; Sumarno bak serdadu yang siap bertempur ke medan perang. Dia pergi diam-diam tanpa pamit pada istri atau anak-anaknya. Tak tega ia membangunkan mereka. Biarlah anak beranak itu tersenyum dalam mimpi indahnya masing-masing, sebab cuma tinggal mimpilah yang bisa mereka miliki secara gratis.
    Berjalan menyusuri kota yang masih pulas, Sumarno ingat kemarin ada demo lagi. Ribuan orang tumpah ruah di jalan. Entah apalagi yang mereka tuntut. Bagi Sumarno, usai pesta rakyat itu berarti tumpukan sampah berserak di mana-mana, dan dia bertanggung jawab membersihkannya. Sumarno pernah ngedumel. Apa mereka tidak sadar kalau ulah mereka membuat bebannya tambah berat? Tapi siapa yang peduli pada Sumarno. Apalah artinya keringat tukang sapu jalan, dibanding niat tulus para demonstran yang, konon, demi masa depan bangsa. Toh, sampah-sampah itu tetap harus dilenyapkan. Atasannya pernah memuji peran Sumarno dan rekan-rekan seperjuangannya. Karena jasa merekalah kota itu bisa mempertahankan Adipura untuk kelima kalinya.