History of FC Barcelona

Jumat, 20 Desember 2013


Birth of FC Barcelona on 22 October 1899, Hans Kamper placed an advertisement in Los Deportes declaring his wish to form a football club; a positive response resulted in a meeting at the Gimnasio Solé on 29 November. Eleven players attended—Walter Wild, Lluís d'Ossó, Bartomeu Terradas, Otto Kunzle, Otto Maier, Enric Ducal, Pere Cabot, Carles Pujol, Josep Llobet, John Parsons, and William Parsons—and Foot-Ball Club Barcelona was born.
FC Barcelona had a successful start in regional and national cups, competing in the Campionat de Catalunya and the Copa del Rey. In 1902, the club won its first trophy, the Copa Macaya, and participated in the first Copa del Rey, losing 1–2 to Bizcaya in the final. Kamper—now known as Joan Gamper—became club president in 1908, finding the club in financial difficulty after not winning a competition since the Campionat de Catalunya in 1905. Club president on five separate occasions between 1908 and 1925, he spent 25 years in total at the helm. One of his main achievements was ensuring Barça acquire its own stadium and thus generate a stable income.
On 14 March 1909, the team moved into the Camp de la Indústria, a larger stadium with a seating capacity of 8,000 people. From 1910 to 1914 Barcelona participated in the Pyrenees Cup, which consisted of the best teams of Languedoc, Midi, Aquitaine, the Basque Country, and Catalonia. At that time it was considered the finest competition open for participation. During the same period, the club changed its official language from Castilian to Catalan and gradually evolved into an important symbol of Catalan identity. For many fans, supporting the club had less to do with the game itself and more with being a part of the club's collective identity.
Gamper launched a campaign to recruit more club members, and by 1922 the club had over 20,000 members and was able to finance a new stadium. The club to moved to the new Les Corts, inaugurated the same year. Jack Greenwell was recruited as the first full-time manager, and the club's fortunes began to improve on the field. During the Gamper era, FC Barcelona won eleven Campionat de Catalunya, six Copas del Rey, and four Pyrenees Cups. This coincided with the club's transition to professionalism; in 1926 the directors of Barcelona publicly declared Barcelona a professional side for the first time. The club's 1928 victory in the Spanish Cup was celebrated with a poem titled "Oda a Platko", written by a member of the Generation of '27, poet Rafael Alberti, who was inspired by the "heroic performance" of the Barcelona keeper. On 30 July 1930, Gamper committed suicide after a period of depression brought on by personal and financial problems. Although the team won the Campionat de Catalunya in 1930, 1931, 1932, 1934, 1936, and 1938, On 6 August, Josep Sunyol, the club president and representative of a pro-independence political party, was murdered by Falangist soldiers near Guadarrama. Dubbed the martyrdom of barcelonisme, the murder was a defining moment in the history of FC Barcelona. In the summer of 1937, the squad went on tour in Mexico and the United States, where it was received as an ambassador of the Second Spanish Republic. That tour secured the club financially, but also resulted in half the team seeking asylum in Mexico and France. On 16 March 1938, Barcelona came under aerial bombardment, resulting in over 3,000 deaths; one of the bombs hit the club's offices. Catalonia came under occupation a few months later. As a symbol of 'undisciplined' Catalanism, the club, down to just 3,486 members, faced a number of restrictions. After the Civil War, the Catalan flag was banned and football clubs were prohibited from using non-Spanish names. These measures forced the club to change its name to Club de Fútbol Barcelona and to remove the Catalan flag from its club shield. Despite the difficult political situation, CF Barcelona enjoyed considerable success during the 1940s and 1950s. In 1945, with Josep Samitier as managers and players like César, Ramallets, and Velasco, they won La Liga for the first time since 1929. They added to this total in 1948 and again in 1949. They also won the first Copa Latina that year. In June 1950, Barcelona signed Ladislao Kubala, who was to be an influential figure at the club.
On a rainy Sunday in 1951, the crowd left Les Corts stadium after a 2–1 win against Santander on foot, refusing to catch any trams and surprising the Francoist authorities. A tram strike was taking place in Barcelona, which received the support of blaugrana fans. Events such as this made the club represent much more than just Catalonia; many progressive Spaniards saw the club as a staunch defender of rights and freedoms.
Managers Ferdinand Daučík and László Kubala led the team to five different trophies including La Liga, the Copa del Generalísimo, the Copa Latina, the Copa Eva Duarte, and the Copa Martini Rossi in 1952. In 1953, the club won La Liga and the Copa del Generalísimo again.
The 1960s were less successful for the club, with Real Madrid monopolising La Liga. The building of the Camp Nou, completed in 1957, meant the club had little money to spend on new players.

The 1973–74 season saw the arrival of Johan Cruyff, who was bought for a world record £920,000 from Ajax. Already an established player in the Netherlands, Cruyff quickly won over the Barça fans when he told the European press he chose Barça over Real Madrid because he could not play for a club associated with Franco. He further endeared himself when he chose the Catalan name Jordi, after the local saint, for his son. Next to players of quality like Juan Manuel Asensi, Carles Rexach, and Hugo Sotil, he helped the club win the La Liga title in 1973–74 for the first time since 1960, He was crowned European Footballer of the Year in 1973 during his first season with Barcelona . Cruyff received this prestigious award a third time  in 1974 while he was still with Barcelona.

Perkembangan Terakhir dalam Dunia Bisnis dan Profesi


Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000): 1. Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur. 2. Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility. 3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS. 4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN). 5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
http://yuliana-ekaputri.blogspot.com/2013/11/perkembangan-terakhir-dalam-etika.html

Isu Etika Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi


Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
1. BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus segera melaporkan hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas kepatuhan perusahaan. Apabila manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa situasi tersebut menimbulkan benturan kepentingan, mereka harus segera melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite pemeriksa.
Berikut ini merupakan berberapa contoh upaya perusahaan / organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :
1. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
4. Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
5. Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan kepentingan.
6. Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan dari perusahaan, yaitu:
• Kepada atasan langsung bagi karyawan,
• Kepada Pemegang Saham bagi Komisaris, dan
• Kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
7. Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing, antara lain :
• Menghindari situasi atau perilaku yang dapat menimbulkan kesan atau spekulasi atau kecurigaan akan adanya benturan kepentingan.
• Mengungkapkan atau melaporkan setiap kemungkinan (potensi) benturan kepentingan pada suatu kontrak atau sebelum kontrak tersebut disetujui.
• Tidak akan melakukan investasi atau ikatan bisnis pada individu dan pihak lain yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulisdari yang berwenang.
2. ETIKA DALAM TEMPAT KERJA
Dunia kerja memang menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang menaruh harapan dari dunia kerja yaitu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan pun bila tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri. Menyikapi hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif bisnis mendalami nilai-nilai agama. Mereka mengikuti aktivitas keagamaan seperti tasawuf, kebaktian bersama dan lainnya untuk mengkaji dan mengaplikasikan nilai-nilai luhuryang selama ini kerap hilang dari dunia kerja.
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Eika sudah tidak ada lagi dan kegiatanekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.
Etika dalam profesionalisme bisnis. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatanyang mungkin mengancam tujuan tersebut. Jadi, bersikap tidak etis berarti menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut dan berusaha meraih kepentingan sendiri dalam cara-cara yang jika melanggar hukum dapat dinyatakan sebagai salah satu bentuk “kejahatan kerah putih”.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
1. Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak dan dijual kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatifdari pihak konsumen.
2. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
3. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling (daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
2. AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL – MASALAH BUDAYA
Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta bagaimana suatu kelompok individu membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan sebagai motor yang harus mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan organisasi. Maka dengan demikian, masalah budaya perusahaan bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok individu melainkan juga bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan tersebut.
Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan sesuatu.
Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri.
Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya prilaku yang tidak etis.
3. AKUNTABILITAS SOSIAL
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
1. Menentukan biaya dan manfaat sosial
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat
Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis
Dunia bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya.
Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam duniawi maupun akhirat.
3. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.
Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Setidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap. Yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (emergency response),
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery),
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery),
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption),
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan
6. Manajemen krisis (crisis management).
Penanganan Krisis
Pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.
Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik. Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.


Contoh Kasus Whistle Blowing

Whistle Blowing adalah tindakan yang dilalukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang lebih tinggi atau masyarakat luas. Contoh Whistle Blowing adalah tindakan seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan keuangan perusahaan. Penyimpangan ini dilaporkan kepada pihak direksi atau komisaris. Contoh lain adalah tindakan karyawan membocorkan tindakan perusahaan yang membuang susu dalam jumlah besar demi mempertahankan stabilitas harga susu. Atau kecurangan perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai. Atau pula, manipulasi perusahaan dibagian produksi yang mengurangi atau menaikan kadar unsur kimia tertentu dari standar normal dengan maksud untuk mengurangi biaya produksi atau membuat konsumen ketagihan dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Demikian pula laporan mengenai manipulasi atau neraca perusahaan hanya untuk bisa go public. Laporan mengenai kecurangan-kecurangan ini bukan pembocoran rahasia.

http://www.achmadtaher.web.id/2011/01/antara-gayus-satgas-dan-whistle-blower.html

Adat Istiadat Aceh : Sumang

Selasa, 12 November 2013


Awal mula Sumang tidak diketahui sejak kapan, karena sudah ada sejak jaman dahulu. Yang jelas Sumang lahir pada saat pemuda pemudi sudah mulai meninggalkan atau melanggar adat istiadat Gayo. Adapun pengertian dari Sumang adalah suatu aturan yang tidak boleh dilakukan atau dikerjakan. Macam-macam Sumang seperti Sumang PenengonenSumang PelangkahanSumang Peceraken dan Sumang Pengunulen.
Pada dasarnya hukum adat Sumang hanya berkembang di dataran tinggi Gayo, yaitu di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Awalnya Sumang sangat berjalan kental pada masyarakatnya, namun akhir-akhir ini Sumang menjadi pudar. Hal ini dikarenakan masuknya budaya luar yang mempengaruhi orang Gayo itu sendiri. Disamping itu hukum Sumang menjadi luntur pada masyarakat Gayo karena kurangnya kesadaran akan menjaga serta memelihara betapa pentingnya hukum Adat itu.
·         Sumang Penengonen adalah sesuatu perbuatan yang janggal untuk dilihat dan tidak layak untuk dikerjakan
·         Sumang Pelangkahan, seperti pemuda pemudi yang bukan muhrimnya pergi berduaan rekreasi di Danau Laut Tawar.
·         Sumang peceraken, merupakan perkataan yang tidak ada batas atau berbicara dengan tidak menggunakan sopan santun.

·         Sumang Pengunulen, seseorang yang menjaga adab duduk ketika berkumpul dengan orang yang lebih tua.

DAMPAK UM DI UNIVERSITAS GUNADARMA

Ujian Mandiri sudah menjadi topik umum di lingkungan kampus, seakan jika tidak mengenal Ujian Mandiri bukan anak kampus namanya. Biasanya mahasiswa saling sharing tentang pengalaman mereka terhadap Ujian mandiri, mulai dari pengawas, naik atau tidaknya nilai mereka sampai yang sebenarnya dilarang yaitu Cheat menjadi terang-terangan dibicarakan. Namun disini akan saya jabarkan sedikit mengenai dampak yang dirasakan atau mungkin diabaikan oleh para mahasiswanya yaitu sbb:

1. TERHADAP PERKULIAHAN
Ujian Mandiri merupakan sarana yang dibuat oleh universitas gunadarma untuk memudahkan mahasiswa dalam  memperbaiki nilai, tetapi banyak mahasiswa yang menyalahgunakan program ini. Dengan hanya mengandalkan ujian mandiri sebagai acuan untuk mendapat nilai bagus mahasiswa tersebut menyepelekan perkuliahan efektif, dengan lebih mudah dan praktisnya mengikuti ujian mandiri dibanding harus datang kekelas dan mendengar celotehan dosen. Dampak seperti ini termasuk dampak buruk adanya ujian mandiri.

2.  DAMPAK KESENJANGAN TERHADAP SESAMA MAHASISWA
Dengan adanya Ujian Mandiri, mahasiswa bisa mengubah nilai dari D sekalipun menjadi A. Terkadang mahasiswa yang rajin dan selalu mengikuti pelajaran dikelas hanya mendapat nilai B berbanding terbalik dengan mahasiswa yang malas datang untuk kuliah dan memilih Ujian Mandiri namun akhirnya mendapat nilai A. Sungguh ironis memang, hal ini menimbulkan kesenjangan terhadap sesama mahasiswa. Oleh sebab itu, perlu ada kebijakan baru dari kampus.

3. TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA

Mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang masalahnya adalah pemahaman dalam suatu objek mata kuliah yang kurang. Kemungkin ada banyak faktor, dari sisi dosen yang kurang jelas dalam menyampaikan materi atau dari mahasiswa itu sendiri.
Dari sisi mahasiswa, Ujian Mandiri membuat usaha mahasiswa menjadi tidak sungguh-sungguh jika berhadapan dengan dosen atau mata kuliah yang sulit dipahami. Mahasiswa akan cenderung lebih memilih Ujian mandiri sebagai solusi mereka, sehingga tingkat pemahaman terhadap mata kuliah menjadi rendah dan berpengaruh langsung pada kualitas mahasiswa.

4. PERSAINGAN KUALITAS ANTARA MAHASISWA LAIN
Tidak dipungkiri Ujian Mandiri sangat membantu dalam menyulap nilai semester kita yang rendah. Dengan meningkatnya nilai dari Ujian Mandiri tentunya diharapkan seorang mahasiswa memiliki kualitas yang meningkat pula secara berbanding lurus. Namun, karena proses yang dipersiapkan mahasiswa kurang tepat kenaikan pada nilai tidak selalu diikuti kenaikan kualitas mahasiswanya. Jika hal ini terus dibiarkan kekwatiran kami tertuju pada persaingan ketika lulus dari universitas, mahasiswa akan sulit bersaing dengan mahasiswa perguruan tinggi lainnya.

5. PANDANGAN DARI PEMBERI LAPANGAN KERJA

Selain dampak kualitas menurunya pemahaman subjek kuliah pada mahasiswa, dampak lain yang ditimbulkan dari Ujian Mandiri di Gunadarma adalah pengucilan pada nilai ipk yang kita peroleh. Maksudnya ialah perusahaan atau pemberi kerja akan mencap universitas dengan mudahnya memberikan ipk bagus karena adanya perbaikan nilai Ipk Ujian Mandiri ini. Kami juga pernah mendengar anggapan dari salah satu dosen misalkan kita mendapatkan Ipk 3,6 yang dianggap dikurangi 1 jadi hanya 2,6 Ipk kita yang diartikan oleh sebuah perusahaan. Kalau seperti itu peluang kita mencari kerja pun akan lebih sulit.


Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

a)  Tanggung jawab akuntan Keuangan dan Akuntan Manajemen
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Masing – masing memiliki tanggung jawab yang berbeda terhadap publik baik itu akuntan keuangan maupun akuntan manajemen. Namun akuntan keuangan dan akuntan manajemen memiliki prinsip yang relevan dalam menghasilkan informasi yang berkualitas yang nantinya akan digunakan oleh pihak luar.
b)  Kompetensi
Auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan, pengalaman, keahlian serta keterampilan yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya
c)  Kerahasiaan (Confidentiality)
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya. Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi harus diterapkan secara berhati-hati, khususnya untuk komputer yang bersifat standalone atau tidak terhubung ke jaringann.
d)  Integritas (integrity)
Integritas (integrity) adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja.  Auditor dituntut harus memiliki sikap yang baik seperti jujur, bijaksana, serta rasa tanggungjawab yang tinggi atas pekerjaannya.
e)  Objektif Dalam Akuntansi Manajemen (Objective of Management Accountant)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karena terpengaruh orang lain.  Auditor diharuskan tidak memihak siapa pun dalam melaksanakan tugasnya.
f)  Whistle Bliwling
Whistle bliwling Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Whistle blowling dibagi menjadi dua, yaitu :
  • Whistle Bliwling internal yaitu kecurangan dengan saling membocorkan informasi pada tiap elemen atau bagian dari perusahaan.
  • Whistle Bliwling eksternal yaitu kecurangan dengan membeocorkan informasi perusahaan ke pihak luar.
g)  Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan. Akuntansi kreatif memanfaatkan pada celah di standar akuntansi untuk memerankan palsu citra yang lebih baik perusahaan.
h)  Fraud
Dalam hal ini, fraud atau kecurangan dibagi menjadi dua yaitu :
1)     Fraud Accounting, yaitu kecurangan yang berkaitan dengan siatem akuntansi seperti penggelapan total kekayaan perusahaan.
2)     Fraud Auditing, yaitu kecurangan dalam pelaporan hasil pengauditan laporan keuangan perusahaan.